Akibat Cemburu, Sarbaini Harahap Harus Duduk Dikursi Terdakwa


Bantengmetro.com, Labuhanbatu- PN Rantauprapat kembali menggelar persidangan terhadap terdakwa Sarbaini di PN Rantauprapat cabang pembantu Kota Pinang, Labuhanbatu Selatan (Labusel), Selasa, 27/08/2024.

Dalam persidangan itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Labusel menghadirkan saksi-saksi diantaranya saksi korban Nurbaidah Idris Pasaribu untuk dimintai keterangan.

Setelah diambil sumpahnya, mengawali kesaksiannya, Nurbaidah mengaku terdakwa Sarbaini Harahap mengambil sebuah Handphone miliknya dari dalam tasnya yang tergeletak didalam kamar.

Usai persidangan, Nurbaidah kembali menjelaskan bahwa dirinya menuntut keadilan atas perilaku terdakwa yang mengambil Handphone miliknya dan penganiayaan yang dialaminya.

Diceritakan Nurbaidah, berawal dengan perkenalannya dengan terdakwa hingga menjalin hubungan bisnis dengan terdakwa.

Namun tanpa disadari Nurbaidah, rupanya terdakwa diam-diam ada hati kepadanya yang sedang berstatus single parent.

Tetapi Nurbaidah menganggap hubungan dengan terdakwa hanya sebatas hubungan pertemanan biasa dan rekan bisnis, mengingat Sarbaini Harahap berstatus suami.

Semakin hari, Sarbaini Harahap menunjukkan sikap cemburu yang berlebihan, terlebih saat dirinya sedang mengobrol bersama pria, padahal hanya sekedar berbicara dalam menjalankan usahanya sebagai pemilik Ram.

Sikap berlebihan itu, kata Nurbaidah, pernah ditunjukkan Sarbaini Harahap dengan mencoba menabrak dirinya dengan mobil, sejak saat itu, membuatnya ketakutan dan selalu berusaha menghindari terdakwa.

Hingga pada tanggal kejadian, saat dirinya menghadiri undangan pernikahan keponakannya di Perumahan Agian Agro di Cikampak, Labusel, pada hari Sabtu, (12-2-2022) sekira usai jam Sholat isa.

Terdakwa Sarbaini tiba-tiba datang kelokasi pesta, dan salah seorang saksi memberitahu jika terdakwa sedang menuju rumah tempat mereka sedang duduk, setelah mendengar kabar itu, Ia pun terkejut dan cepat-cepat bergegas kekamar untuk menghindari terdakwa, sayangnya gagal, karena terdakwa sepertinya sudah mengetahuinya dan langsung masuk kamar menghampirinya.

Didalam kamar, dijelaskan Nurbaidah, terdakwa mengambil Handphone miliknya dari dalam tasnya lalu keluar meninggalkan dirinya, mengetahui handphone miliknya diambil, Nurbaidah mengejar terdakwa hingga kehalaman rumah (Dibelakang panggung) dan mencoba mengambil Handphonenya, namun terdakwa tidak mau memberi dan malah memukulnya hingga 3 kali disaksikan teman-temannya, beserta anak perempuan yang sedang duduk dibangku kelas 4 SD.

"Anak saya sampai menjerit-jerit bang, melihat mamaknya dipukuli, bahkan trauma ketakutan tidak berani ketemu terdakwa", ucapnya kesal.

Tidak berhasil mempertahankan hak miliknya, dan terdakwa berhasil kabur dengan membawa handphone miliknya, tidak terima dengan perlakuan terdakwa, kemudian Ia segera melapor kepada pihak yang berwajib, mengetahui dirinya dilaporkan Sarbaini pun mengembalikan Handphone tersebut, dikemudian hari.

Dalam persidangan, dijelaskan Nurbaidah, terdakwa hanya mengakui memukul Satu kali saja. Dan yang membuat dirinya kesal terhadap keterangan terdakwa yang mengatakan bahwa Ia berselisih dengan seorang pria saat terdakwa masuk kamar 

"Itu dirumah orang loh, kalau pesta kan pasti banyak orang, manalah mungkin sama pria yang bukan muhrim kita berdua dalam kamar", ujarnya.

Menurut Nurbaidah, selain itu ada keterangan terdakwa yang ngelantur, seperti mengaku sudah Dua tahun hidup serumah.

"Serumah dimana?, ada rumah dikontrakkan terdakwa samaku? Kalau di rumah pribadiku manalah mungkin, ada anak lajangku, pasti kena usir dia", terangnya.

Nurbaidah juga menyebutkan, karena sikap Sarbaini yang selalu mencoba mendekatinya, suatu ketika pernah menelepon istri terdakwa, agar mengingatkan suaminya tidak lagi mendekati dirinya, tetapi tidak berhasil, banyak cara telah dilakukannya untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mau mengganggu rumah tangga orang.

"Saya berharap, keadilan dapat ditegakkan, karena saya terganggu, bahkan hampir kehilangan nyawa, kalau saya tidak segera menghindar, mungkin saya sudah meninggal terlindas, ada saksinya yang melihat itu, terancam nyawaku, saya terganggu, anak saya juga trauma, saya tidak mau sampai mentalnya terganggu", tandasnya (Red/Tim).


Posting Komentar

0 Komentar