Bantengmetro com, Labuhanbatu- Pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatannya sebagai ketua umum partai Golongan Karya (Golkar) menghentakkan publik dan menimbulkan banyak opini berseliweran ditengah masyarakat, Selasa (13/08/2024).
Mulai dari para politisi dan pengamat politik, juga banyak mengaku kaget dan seakan tidak percaya akan keputusan atau langkah politik Airlangga Hartarto karena dianggap secara tiba-tiba.
Dimata publik, Airlangga Hartarto dikenal dekat dengan penguasa rejim saat ini dan masih menjabat sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, bahkan satu hari sebelum pengunduran dirinya, Airlangga masih tampak bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menurut Kompas.com, Airlangga tiba di kompleks Istana Kepresidenan sekitar pukul 14.07, hingga sekitar pukul 15.49 WIB.
Jika dikaji dari kinerjanya sebagai ketua umum partai Golkar, Airlangga Hartarto juga dianggap berhasil karena pencapaiannya berhasil menaikkan jumlah kursi di DPR RI pada pileg Februari 2024 lalu.
Dan selama kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar juga sukses memenangkan pertarungan saat Pemilihan Presiden (Pilpres), sebagaimana diketahui partai Golkar merupakan salah satu partai pengusung Prabowo - Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih Lima tahun kedepan.
Golkar sebagai partai politik terbesar kedua setelah PDI Perjuangan direpublik ini, tentunya melalui kader - kadernya memberikan kontribusi besar atas kemenangan Prabowo - Gibran.
Sehingga, jika mengacu dari hasil kinerja sebagai ketua umum DPP Partai Golkar, selama kepemimpinan Airlangga Hartarto, Golkar memiliki prestasi cukup mentereng dan bersinar sejak dirinya dipercaya dan mendapat amanah itu, maka pengunduran dirinya tidak seharusnya dilakukan saat kemenangan telah dicapai dan selayaknya menikmati kemenangan tersebut.
Akan tetapi Airlangga harus mengurungkan niat itu, dan pengunduran diri menjadi pilihannya, isu - isu pun bermunculan mulai dari tekanan politik dan status hukum yang sedang dihadapinya, mengingat status hukum Airlangga Hartarto sebagai terperiksa di KPK, terkait kasus dugaan korupsi izin ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya pada periode 2021-2022 juga semakin menguat.
Namun, dalam video berdurasi Enam menit tersebut, pernyataan pengunduran dirinya, Airlangga Hartarto mengungkapkan alasannya untuk mundur dari jabatannya sebagai ketua umum partai Golkar.
"Selamat pagi para kader Golkar yang saya cintai. Saya Airlangga Hartarto, setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Golkar," kata Airlangga dalam video pernyataan yang beredar tersebut.
Alasan mundurnya Airlangga Hartarto juga diungkapkan salah seorang kader senior Partai Golkar Fadel Muhammad dalam suatu podcast bersama Roemah Pemoeda.
Cuplikan video Podcast
Mantan Gubernur Gorontalo Dua periode itu mengaku mendapat pengakuan langsung dari Airlangga Hartarto dan mengatakan, adanya sekelompok orang yang menghendaki dan mendesak dirinya untuk mengadakan munaslub partai Golkar.
"Mas Fadil, saya mendapatkan tekanan, ada kelompok mau membikin Munas Luar biasa", ungkap Fadil menirukan pernyataan Airlangga saat menghadiri dan duduk berdampingan dalam acara yang diselenggarakan kementrian Lingkungan Hidup.
Fadil pun menegaskan pernyataan Airlangga, bahwa Munas seharusnya diadakan pada Desember yang akan datang.
"Kan, setahu saya akhir tahun", tegas anggota DPD RI itu bertanya.
Airlangga kemudian mengatakan desakan sekelompok orang tersebut, agar munaslub diadakan secepatnya.
"Iya, mereka mau desak sekarang, berbagai cara mereka gunakan kearah sana", ucap Fadil menirukan Airlangga.
Kemudian Fadil hanya bisa menyarankan Airlangga agar tetap berhati-hati dan jangan sampai terjebak. (JB).
0 Komentar